Menulis dan Menyusun Kata: Lempar Kubusnya, Dapatkan Kata
Oleh Ratnawati *)
Hari ini saya mengajar kompetensi dasar ‘Menulis dan Menyusun Kata Menjadi Kalimat Sempurna’. Saya menggunakan dua jenis media. Pertama, media bergabar tupai dan pohon kelapa. Kedua, media kubus kata. Kedua media ini kami gunakan sambil bermain.
Pagi ini Malinau Utara sejuk sekali. Kabut dan udara dingin masih menyelimuti sekolah kami. Matahari sudah mulai bersinar, tapi sorotan cahanya belum begitu hangat, tapi anak-anak antusias datang ke sekolah.
Saya mulai pembelajaran dengan membacakan cerita bertajuk Tupai dan Anjing. Cerita ini berkisah persahabat antara hewan yaitu Tupai, Anjing, Landak dan Kerbau. Setiap hewan ini punya pemilik dan tugas berbeda berbeda. Anjing misalnya dimiliki Polisi. Anjing itu bertuga menangkap penjahat. Sedangka Kerbau dimiliki petani. Tugas Kerbau membajak sawah. Inti ceritanya ini adalah setiap orang punya tugas berbeda-beda tetapi harus bekerjasama.
Saya sengaja menggunakan cerita yang dekat dengan tema pembelajaran kami. Saya ingin anak mampu menulis kalimat sempurna berdasarkan benda, hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar kami. Tupai, pohon kelapa dan sawah, biasa kami lihat setiap hari. Tidak sulit bagi anak untuk mengenali mereka.
Setelah bercerita, saya ajak melihat gambar tupai. Gambar hewan ini saya tempel di atas kertas.
“Gambar apa ini anak-anak?” tanya saya.
“Tupai Bu,” balas anak-anak.
Saya senang anak-anak berhasil mengindentifikasi hewan yang ada di gambar.
Setelah itu saya ambil gambar lainnya. Gambar ini menujukkan tupai sedang memanjat pohon kelapa.
Saya tanya kepada anak-anak,”Ini gambar apa?”
“Tupai memanjat pohon,” seru anak-anak.
“Pohon apa?”
“Kelapa!”
“Benar sekali!”
Saya ajak anak bertepuk tangan untuk menghargai keberhasilan mereka menebak gambar.
Selesai gambar kedua, saya lanjut gambar ketiga. Gambar ketiga ini menjukkan tupai berada di pelepah pohon kelapa. Bedanya dengan gambar pertama dan kedua, gambar ketiga dilengkapi dengan tiga kalimat.
“Ada tupai dipohon kelapa. Budi melihat tupai. Tupai itu lari.”
Sambil menunjukkan gambar dan kalimat kepad anak-anak, saya bacakan kalimat itu dua kali. Saya membacanya kuat-kuat agar anak bisa mendengar. Setelah selesai membaca, saya minta anak gentian membaca ke depan. Satu persatu mereka saya panggil untuk membaca tiga kalimat di bawah gambar tupai itu. Tidak sampai sepuluh menit, semua anak berhasil membaca tiga kalimant itu dengan baik.
Nah kami kini masuk kepada kegiatan inti. Saya telah menyiapkan tiga buah kubus. Pada setiap sisi kubus, saya tempel satu kata. Anak akan saya minta membuat kalimat sempurna berdasarkan kata yang Ia dapat.
Agar pembelajaran makin seru, maka kami bermain lempar kubus. Kubus saya lempar ke atas, lalu mengelinding di atas meja. Berputar-putar seperti dadu. Kemudian berhenti. Kata yang ada di bagian atas, itulah kata yang harus dijadikan kalimat oleh anak.
Saya datangi anak satu persatu. Dan hap…saya lempar kubus ke atas. Mata dan tawa mengiringin sang kubus terbang. Mereka cekikikan ketika kubus menyentuh permukaan meja. Mengelinding dan berhenti.
“Menjual”
Kata itu muncul di bagian atas kubus.
“Kamu tulis kata ‘Menjual’ menjadi kalimat,” pinta saya kepada seorang anak.
Anak-anak langsung bekerja, sesudah mendapatkan kata. Mereka bebas menulis apa saja, asal berhubungan dengan kata yang mereka peroleh. Mereka saya beri waktu sepuluh menit. Seorang anak yang mendapat kata ‘menjual’ menjadikannya kalimat: Vina menjual buah rambutan.
Saya memeriksa pekerjaan setiap kelompok. Saya memastikan mereka memahami dan bisa mengerjakan apa yang saya instruksikan. Beberapa anak yang belum mengerti, saya bantu mengerjakan tugasnya. Setelah sepuluh menit anak selesai menulis. Saya minta mereka maju ke depan kelas membacakan kalimat yang ditulis.
Kegiatan kami berlanjut dengan menyalin kalimat dari papan tulis. Saya tulis ulang,” Ada tupai dipohon kelapa. Budi melihat tupai. Tupai itu lari.” Ini adalah kerja individu. Setiap anak harus menyalin kalimat itu dengan benar.
Di ujung pembelajaran, saya minta anak untuk maju ke depan kelas. Saya minta mereka membacakan kalimat yang mereka salin. Saya mendengar baik-baik kalimat yang mereka baca. Saya senang, karena anak bisa menulis dan membacakan kalimat dengan baik. Akhirnya topik pembelajaran ini bisa kami tuntaskan.
*) Guru Kelas 2 SDN 002 Malinau Utara, Kabupaten Malinau. Ia terlibat dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang difokuskan untuk menjawab tantangan rendahnya keterampilan membaca siswa kelas awal. Program ini dikembangan Disdik Malinau, INOVASI dan didukung LPMP Provinsi Kaltara.