Tenaga Pendidik Ungkap Dukungannya pada Berbagai Program Nadiem
Sukabumi – Metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang telah ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat situasi pandemi virus Covid-19 dinilai sebagai solusi paling tepat.
Demikian diungkapkan Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Sukabumi, Jawa Barat, Rahmat Mulyana, Rabu (8/7/2020).
Menurut Rahmat, apa pun bentuk sistem pembelajarannya saat kondisi pandemi, yang terpenting adalah esensinya menciptakan ikatan batin antara guru dan siswa.
Sehingga dengan begitu, ucap Rahmat, seluruh kegiatan belajar mengajar tetap dapat terlaksana meski di tengah situasi yang sulit serta berbeda dari biasanya.
“Meski melalui belajar dalam jaringan (daring), siswa tetap dapat menyerap ilmu. Ini juga merupakan penerapan dari konsep Merdeka Belajar,” kata Rahmat.
Rahmat menuturkan, ketika PJJ diimplementasikan, juga terbukti mampu membuat para guru berinovasi agar siswa dapat menyerap mata pelajaran meski tidak tatap muka.
“Kita sesuaikan dengan kondisi dan kenyataan di lapangan, mulai dari memanfaatkan media televisi hingga berbagai inovasi yang diberikan guru agar memudahkan murid mencerna pelajaran daring,” ujar Rahmat.
Guna informasi, sejak merebaknya pandemi, Nadiem Makarim telah memutuskan meniadakan belajar mengajar tatap muka dan menggantinya dengan PJJ.
Berbagai kebijakan ditetapkan Nadiem Makarim untuk mendukung PJJ, antara lainnya, menggandeng TVRI menyiarkan tayangan Belajar dari Rumah maupun membolehkan penggunaan dana BOS dipakai berlangganan platform belajar online serta membeli pulsa internet.
Dukung sistem belajar kombinasi
Hal lainnya yang disampaikan Rahmat adalah dukungannya untuk pelaksanaan sistem pembelajaran hybrid atau kombinasi antara PJJ dan tatap muka bila jadi ditetapkan Nadiem Makarim.
Rahmat berkomitmen, para Guru bakal siap mengerahkan tenaga tambahan guna mendukung kelancaran program belajar kombinasi tersebut jika direalisasikan.
“Ini luar biasa, akan membutuhkan daya kerja lebih karena Guru harus memikirkan pendidikan daring juga bertatap muka. Oleh sebab itu, kami akan membagi tugas kepada mereka untuk menangani kedua metode pembelajaran,” papar Rahmat
Selanjutnya, agar seluruh metode pembelajaran dapat berlangsung efektif, tagihan-tagihan kurikulum tidak akan menjadi penekanan utama.
“Pastinya pemberian materi esensial harus siswa dapatkan. Kembali lagi inovasi dari para Guru yang diprioritaskan agar anak didiknya tetap belajar meski dalam kondisi pandemi,” pungkas Rahmat.
Baru-baru ini, Nadiem Makarim juga menyampaikan wacananya untuk membuat permanen PJJ yang dipadukan dengan aktivitas belajar mengajar tatap muka seperti biasanya.
Rencana tersebut dikemukakan sebab menganggap adanya keunggulan positif dari PJJ, salah satunya yaitu soal kecepatan terhadap adaptasi teknologi. (*)