Pahami dan Daftar Kurikulum Merdeka untuk Tahun Ajaran 2023/2024 melalui Platform Merdeka Mengajar

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan terobosan guna mengoptimalkan implementasi Kurikulum Merdeka yang difasilitasi melalui Platform Merdeka Mengajar. Hingga akhir 2022, sudah ada lebih dari 151 ribu satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Pada tahun ini, pendaftaran Kurikulum Merdeka lebih praktis karena dapat dilakukan melalui Platform Merdeka Mengajar, sejak tanggal 6 Februari—31 Maret 2023. Pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka hanya dapat dilakukan melalui akun belajar.id yang dimiliki oleh kepala satuan pendidikan melalui Platform Merdeka Mengajar. Masyarakat dapat memperoleh informasi lengkap seputar alur pendaftaran dengan mengakses: bit.ly/AlurPendaftaranKM.

“Mari jadikan momentum ini sebagai langkah awal, serentak bergerak untuk wujudkan pembelajaran berkualitas bagi semua bersama Kurikulum Merdeka,” ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, di Jakarta, Senin (6/2).

Lebih lanjut, Kepala BSKAP Kemendikbudristek menambahkan bahwa dengan proses pembelajaran yang lebih fleksibel, idealnya Kurikulum Merdeka dapat dan harus disesuaikan dengan fasilitas yang dimiliki, visi misi sekolah, serta sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

“Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di semua satuan pendidikan dan di semua daerah dengan berbagai kondisi. Satuan pendidikan agar memahami betul kebijakan ini secara komprehensif,” tegasnya.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik dalam bergotong royong menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, saat peluncuran Merdeka Belajar episode ke-15: Kurikulum Merdeka mendorong satuan pendidikan agar dapat mengimplementasi Kurikulum Merdeka sesuai kesiapan masing-masing. Terdapat tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan pendidikan tentang implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu 1) menerapkan beberapa bagian Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan, 2) menerapkan Kurikulum Merdeka dengan perangkat ajar yang telah disiapkan, serta 3) menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

Merujuk pada kebijakannya, implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri merupakan pilihan bagi satuan pendidikan berdasarkan kesiapan masing-masing. Pilihan pertama adalah Mandiri Belajar di mana satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum 2013 dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan beberapa prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen.

Pilihan kedua adalah Mandiri Berubah di mana satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen. Pilihan ketiga adalah Mandiri Berbagi di mana satuan pendidikan menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen, dengan komitmen untuk membagikan praktik-praktik baiknya kepada satuan pendidikan lain.

Berikut cerita praktik baik dari salah satu pendidik yang telah memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di satuan pendidikannya. Guru Matematika, SMPN 2 Karang Pucung, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, Yoki Iskandar mengatakan bahwa semenjak menggunakan Platform Merdeka Mengajar, ia lebih memahami  kebijakan Kurikulum Merdeka sehingga memudahkannya untuk berpartisipasi sebagai Guru Penggerak.

“Hal itu membuat banyak perubahan pada saya sebagai guru matematika, salah satunya dalam melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi kepada murid. Saya dapat dengan mudah mendapatkan referensi perangkat ajar dan bisa langsung saya terapkan, tinggal saya pilih saja mana perangkat ajar yang paling menarik dan sesuai dengan kebutuhan murid saya sesuai dengan esensi Kurikulum Merdeka,” ungkapnya. (Tim IKM, Editor: Denty A.)