Mendikbudristek Mengajak Semua Pihak Berkolaborasi Menyukseskan Program Literasi

 

Sebagai momentum kolaborasi dan menjaga semangat gotong-royong menumbuhkan benih literasi anak Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggulirkan Kebijakan Merdeka Belajar episode 23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program yang dimulai sejak 2022 ini dinilai tidak akan berhasil tanpa adanya kolaborasi erat antarpemangku kepentingan di lapangan.

“Hari ini merupakah hari yang membanggakan, kebijakan Merdeka Belajar yang kami gulirkan, tidak hanya bermanfaat, tetapi juga menyenangkan untuk anak Indonesia,” disampaikan Mendikbudristek dalam peluncuran Merdeka Belajar episode ke-23 “Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia”, Senin (27/2) di Plaza Insan Berprestasi, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta.

Nadiem juga mengapresiasi para mitra gerakan literasi yang telah melakukan kolaborasi dalam menyediakan dan mendistribusikan buku bacaan berkualitas. “Kemendikbudristek tidak dapat bekerja sendirian dalam menyediakan ataupun mendistribusikan buku bacaan bermutu dan berkualitas tidak terbatas hanya di daerah 3T, tetapi untuk seluruh anak Indonesia di penjuru negeri,” ungkapnya.

Apresiasi atas penyediaan buku bacaan berkualitas yang dilakukan oleh Kemendikbudristek disampaikan oleh Wakil Bupati Musi Rawas Utara, Innayatullah. “Semoga buku yang diberikan dapat meningkatkan minat baca siswa dan sebagai tambahan wawasan keilmuan guru dalam dunia pendidikan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Direktur Program Inovasi kemitraan Indonesia-Australia, Mark Heyward, mengatakan bahwa anak Indonesia perlu diajarkan menggunakan buku-buku yang sesuai. “Saya baru lihat buku-buku untuk anak yang sesuai dan menarik. Ini seperti revolusi, namun revolusi itu baru dimulai,” ucapnya.

Mark juga menambahkan, buku bacaan merupakan dasar untuk literasi, dan literasi adalah dasar untuk semua pembelajaran, semua mata pembelajaran, dan semua mata pendidikan yang berikutnya.

Dukungan atas Kebijakan Merdeka Belajar episode 23 turut disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Sulpakar. “Kami selaku Pemerintah Daerah mendukung sepenuhnya pemanfaatan bantuan buku bacaan bermutu guna percepatan kemampuan literasi dan numerasi di Provinsi Lampung,” ungkap Sulpakar.

Pada kesempatan berbeda, Guru SDN 59 Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, Elsye Novreslie Putri, mengungkapkan bantuan buku yang diterima oleh sekolah dapat membantu orang tua mengajari membaca anak-anaknya di rumah. “Karena ceritanya banyak yang bergambar, dengan tulisan yang sedikit, untuk yang kesulitan membaca bisa dengan mudah bagi orang tua mengajari anaknya membaca,” jelas Elsye.

Lebih lanjut, Elyse mengatakan bahwa meski adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, tidak lantas memupuskan semangat mendorong anak gemar membaca. “Pihak sekolah sepakat dan bergotong-royong membuat Taman Baca, selain itu dalam kelas kami juga membuat pojok baca, sehingga tercipta suasana membaca yang nyaman,” tegas Elsye.

Bunda Literasi Nusa Tenggara Barat Niken Saptarini Widyawati juga menceritakan buku-buku bacaan yang dikirim oleh Kemendikbudristek menarik dan bermutu serta dapat memotivasi anak-anak untuk belajar dan membaca.

“Sebanyak 134.240 buku telah diterima dan dimanfaatkan oleh siswi-siswi di 80 sekolah dasar di Kabupaten Lombok Utara. Kami mendorong buku-buku tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai bahan pengayaan, pembelajaran, dan pengembangan literasi sekolah,” terang Niken.

Kemudian, Pustakawan dan Pendongeng, Ario, mengungkapkan kegembiraannya atas kegiatan pengiriman buku-buku bacaan anak berkualitas, bermutu, serta pendampingan oleh Kemendikbudristek. “Saya senang karena saya percaya, minat baca di Indonesia itu sebenarnya tinggi, namun yang kurang adalah akses baca,” pungkas Ario.

Di sela rangkaian peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar episode 23 dilakukan pula seremonial sebagai bentuk pernyataan komitmen bersama dalam peningkatan literasi Indonesia lewat pemasangan enam lapisan akrilik ke dalam sebuah kotak, sehingga lapisan akrilik yang telah tersusun akan membentuk gambar sampul buku Damar Kurung Persahabatan.

Proses seremonial diikuti oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim; Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan (DWP), Franka Makarim; Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz; Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti; Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo; dan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama (Deputi VI) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Warsito.

Komitmen Kemendikbudristek untuk menyediakan buku bacaan bermutu yang sesuai dengan minat anak serta dibuat dari perspektif kebutuhan anak. Pada tahun 2022 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah menyediakan dan menyalurkan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai dengan pelatihan dan pendampingan guru pada lebih dari 20 ribu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang paling membutuhkan di Indonesia di sepanjang tahun 2022.

“Buku bacaan tersebut terdistribusi atas dukungan dan kerja sama berbagai pihak, yang tanpa lelah terus bekerja siang dan malam, baik di level pemerintah, swasta, maupun warga masyarakat,” tutup Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Azis. (Rayhan/Andrew F./Editor: Danasmoro)