Badan Bahasa Dukung Penyediaan Buku Bermutu di Kabupaten Nunukan

 

Jakarta, Kemendikbudristek—Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menerima kunjungan dari Kabupaten Nunukan pada (11/9/2023), di Aula Sasadu, Badan Bahasa. Kunjungan ini dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan penyediaan buku bermutu bagi wilayah 3T.

Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah, menyampaikan bahwa pada tahun 2024, Kabupaten Nunukan akan melaksanakan pencetakan buku bacaan anak bermutu terutama untuk sekolah yang belum menerima bantuan hibah buku dari Kemendikbudristek. “Pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan anggota DPR perihal rencana penyediaan buku bacaan ini. Sekolah dasar di Kabupaten Nunukan masih di bawah nasional yaitu pada level rendah,” ungkapnya. Turut hadir pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Tim Inovasi, Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan beserta staf.

Oleh karena itu, pihaknya ingin bekerja sama dengan Badan Bahasa dalam hal penyediaan dan penyaluran buku bacaan bermutu untuk sekolah di daerah 3T khususnya Kabupaten Nunukan. “Kami ingin meminta izin kepada Badan Bahasa untuk menggunakan file buku bacaan bermutu untuk selanjutnya kami cetak dan bagikan kepada sekolah. Semoga apa yang kita lakukan ini berguna,” ujar Hanafiah.

Kemendikbudristek dalam dua tahun terakhir berfokus pada penyediaan buku bacaan bermutu untuk jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA. Buku memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai jendela, cermin, dan pintu untuk anak-anak dalam menemukan perspektif baru. Buku bermutu adalah buku yang tidak hanya kaya secara substansi namun juga diminati anak-anak.

Kepala Pusat Pembinaan (Kapusbin) Bahasa dan Sastra, M. Abdul Khak, mengatakan bahwa Badan Bahasa telah menjenjangkan buku bacaan anak sehingga buku tersebut layak dan aman untuk dibaca. “Badan Bahasa telah mengembangkan buku cerita dalam bentuk digital, yaitu Buku Digital (BUDI) sehingga buku ini bisa diakses oleh seluruh masyarakat yang memiliki jaringan internet yang kuat,” tuturnya.

Masyarakat dapat mengakses buku digital melalui budi.kemdikbud.go.id. Buku digital ini sudah dimanfaatkan oleh Darma Wanita Pusat (DWP) dalam kegiatan Read a Load. Bentuk kegiatan tersebut berupa penerapan pembiasaan membaca di lingkungan keluarga DWP Kemendikbudristek. Selama 21 hari keluarga membiasakan anak untuk membaca. Hasilnya di hari 22 dan 23, minat baca anak meningkat. Hal ini menambah semangat Badan Bahasa untuk terus menyediakan buku bacaan anak yang bermutu.

“Dengan senang hati kami akan memberikan file buku yang diinginkan dengan beberapa syarat dalam proses pencetakannya,” imbuh M. Abdul Khak.

Turut hadir dalam kunjungan tersebut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Akhmad. “Kegiatan kunjungan kerja ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan show case yang sudah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan dan dihadiri oleh Kapusbin,” ujarnya seraya menyebut bahwa Kabupaten Nunukan memiliki 14 Taman Bacaan Mandiri (TBM), satuan pendidikan secara global terdapat 204 PAUD, 139 SD/MI, dan 53 SMP/MTs.

Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan telah berkolaborasi dengan beberapa lembaga dan masyarakat sebagai strategi pengimbasan dan percepatan program yang melibatkan Badan Bahasa, BGP, Inovasi, BPMP, dan Yayasan Litera; BKAD dan Bappeda; TBM Desa, Pemerintah Desa, Pegiat/Komunitas Literasi, Dinas PMD, dan Dinas Perpustakaan; dan Paguyuban Orang Tua Siswa dan Komunitas Belajar di Gugus dan sekolah.

“Pada tahun 2023, sekolah di Kabupaten Nunukan telah mendapat hibah buku sejumlah 118.200 eksemplar yang terdiri atas 540 judul buku. Buku ini diterima oleh 70 SD dan 37 PAUD. Sehingga masih ada beberapa sekolah yang belum mendapatkan bantuan buku. Hal ini yang melatarbelakangi kami untuk melakukan pencetakan dan pembagian buku bacaan bermutu untuk sekolah yang belum menerima. Selain itu, kami juga akan melakukan pelatihan kepada petugas perpustakaan yang ada di sekolah” ujarnya.

Rerata kemampuan literasi SD berdasarkan asesmen nasional di Kabupaten Nunukan pada tahun 2023 belum mencapai target. Capaian kemampuan literasi lebih rendah dari target tahun 2023 yaitu 47,72 dari target 48,50 sehingga Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan merasa perlu melakukan intervensi optimal dan serius untuk mencapai rencana target.

Akhmad menyebut bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan INOVASI dan Yayasan Litera untuk melakukan pelatihan pemanfaatan buku bacaan bermutu Program Hibah Buku Bacaan Bermutu dari Badan Bahasa. Pelatihan pemanfaatan tersebut telah dilaksanakan dengan memilih 12 SD dari 70 SD penerima program hibah buku dari 10 TBM di wilayah Nunukan dan Sebatik sebagai pilot pelatihan. Total fasilitator yang sudah dilatih sebanyak 71 orang di wilayah Nunukan dan 23 orang di wilayah Pulau Sebatik yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan pegiat TBM.

Afifudin selaku perwakilan dari INOVASI menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan pendampingan. “Kami senang sekali bisa melakukan kolaborasi ini. Kami sempat menyampaikan kepada kabupaten lain untuk melakukan kerja sama seperti ini. Kami mengapresiasi atas dukungan dari Badan Bahasa atas penyediaan buku bacaan bermutu sehingga kami bisa terus melakukan pelatihan,” jelasnya.

Wujud kolaborasi yang dilakukan INOVASI adalah dengan menjalin kemitraan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Lombok. “Kabupaten Nunukan adalah kabupaten pertama yang kami coba untuk melakukan kolaborasi. Terdapat model pendampingan lain di Kabupaten Lombok yang dilakukan oleh salah satu relawan yang melakukan pendampingan kepada masyarakat. Kami juga akan mendorong beberapa buku baru yang kami hasilkan untuk dinilai oleh Pusbuk dan dapat disumbangkan,” urai Afifudin.

Melihat kondisi Kabupaten Nunukan yang sangat luas, INOVASI telah meneliti dan menyimpulkan bahwa tidak cukup hanya dilakukan pelatihan tanpa buku. Selain pelatihan, pendampingan mutlak harus dilakukan. Pola ini diharapkan dapat dilakukan diseluruh kabupaten/kota. “Kami ingin mendorong praktik baik yang telah dilakukan oleh Kabupaten Nunukan agar dapat ditiru oleh kabupaten lain. Kami akan berkomunikasi dengan tim humas di Badan Bahasa agar dapat diterapkan oleh Badan Bahasa,” pungkasnya. (Mery A, Editor: Denty)